PEKANBARU - Hanya berselang satu hari sebelum mengikuti perlombaan half-marathon pertamanya, penulis buku Shut Up and Run, Robin Arzon, mengaku baru saja patah hati. Ia putus hubungan dengan kekasih.

Laman Pop Sugar menyebutkan, latihan kebugaran yang dilakukan oleh wanita yang berprofesi sebagai pelatih lari dan pegiat ultramarathon ini ternyata berandil menyembuhkan patah hati dan mengenyahkan tekanan saat menghadapi masa sulit. 

“Gerakan ini, menurut saya, sungguh ajaib,” kata Robin, dikutip Pop Sugar. “Saya percaya keajaiban pun membutuhkan banyak upaya, dan memang ada dorongan semangat saat menggerakan tubuh, ini lah yang sejatinya bakal mengubah Anda.”

“Ada kalanya anda secara harfiah hanya butuh berlari menembus keriuhan dan memandang hal ini dari sisi berbeda,” kata Robin. “Kedengarannya memang klise atau omong kosong, tapi jika anda mengalaminya-patah hati-ini sungguh nyata.”

Robin tak menyangkal, siapa pun yang mengalami patah hati pasti bersedih dan menangis. Namun dengan berolahraga, seseorang membangun kekuatan fisik. Pada saat bersamaan, ini menjelma menjadi kekuatan emosional.  

Robin menantang mereka yang sedang patah hati setelah putus hubungan atau galau akibat masalah lain untuk mengikuti perlombaan apa pun asal melibatkan tantangan fisik macam maraton dan 5K. “Saya jamin, perubahan akan terjadi.”

Jenny Sugar, editor Fitness, mengaku segera beryoga begitu mengalami patah hati setelah sang tunangan membatalkan rencana pernikahan, tepat sebelum ia merayakan ulang tahun ke-27. Padahal mereka sudah hidup bersama lima tahun.

Lihat juga:Bahaya Mengayuh Sepeda Terlalu Cepat di Perkotaan

“Saya patah hati, menangis setiap hari, tidak bisa beranjak dari tempat tidur atau melakukan apa apun. Saya merasa hidup saya gagal,” kata Jenny, yang juga pelatih yoga, dikutip Pop Sugar. Lalu, ia pun menuju studio yoga untuk menepis galau.

“Saya diam-diam menangis saat melakukan Savasana,” katanya. Setelah beryoga lima sampai enam kali dalam sepekan, Jenny merasa lebih baik. “Yoga memberikan kekuatan batin, rasa percaya diri dan kebahagiaan. Secara fisik saya juga lebih kuat.”

Kini, Jenny makin yakin, yoga adalah terapi yang aman dan nyaman baginya. Perubahan yang sama juga dirasakan Ann-Marie Alcantara, asisten editor, yang baru saja patah hati, kemudian memutuskan untuk mengenyahkannya dengan berolahraga lari.

“Lari memberikan perubahan yang menyenangkan,” kata Ann-Marie, dikutip Pop Sugar. “Lebih baik merasakan bahagia yang ditimbulkan endorfin daripada diam di rumah hanya menangis saat menonton Gilmore Girls. Saya memutuskan rutin berlari.”

Diyakini Ann-Marie, lari adalah olahraga murah meriah dan mudah.  Ia pun makin aktif berolahraga lari dan mengikuti berbagai lomba lari, terutama saat sedang galau. Cara yang sama juga dilakukan Quinn Keany, asisten editor Celebrity. 

Quinn kesal lantaran hubungan putus sambung dengan kekasihnya selama dua tahun tidak berujung kebahagiaan. Ternyata ia malah menemukan ‘cinta’ yang baru di olahraga lari. Sekadar berlari mengelilingi kampus, menjadi terapi baginya. 

“Berlari adalah salah satu cara melepas emosi secara fisik,” kata Quinn, dikutip Pop Sugar. “Berlari juga memberikan kesempatan untuk menyendiri bersama pikiran saya. Berlari sangat membantu saya [menyembuhkan galau].”

Dominique Astorino, asisten editor Fitness, mengaku sempat depresi setelah putus hubungan dengan kekasih. Lalu, ia mulai berlatih yoga. Tak tanggung-tanggung, ia melakukan dua sampai tiga kursus dalam beberapa hari.

“Saya juga mulai berlatih half-marathon bersama para sahabat,” katanya. “Ini sungguh cara terbaik. Setiap langkah, setiap chaturanga push-up, setiap tarikan napas, membuat saya menjadi lebih baik dan lebih kuat, lahir batin.”

Olahraga, diyakini Dominique, tak hanya mengubah bentuk tubuhnya menjadi makin bagus. Lebih dari itu, “Saya bisa menyembuhkan diri sendiri, menemukan renjana baru yang sesungguhnya, dan siap menjadi penulis kebugaran.”