PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pada periode Januari-Juli 2021 impor non migas Riau terutama berasal dari Tiongkok mencapai angka terbesar yaitu US$ 173,94 juta (24,44 persen). Hal ini menjadikan Tiongkok sebagai negara pemasok impor Non Migas terbesar ke Provinsi Riau.

Kepala BPS Riau Misfaruddin mengatakan negara selanjutnya yang menjadi negara pemasok impor Non Migas terbesar ke Provinsi Riau adalah Kanada sebesar US$ 147,89 juta (20,78 persen), kemudian Malaysia US$ 55,67 juta (7,82 persen), dan Singapura US$ 36,99 juta (5,20 persen).

"Adapun kontribusi keempatnya mencapai 58,24 persen terhadap keseluruhan impor non migas," ujar Misfaruddin, Ahad (22/8/2021).

Ia mengatakan dari 10 negara utama pemasok barang impor non migas ke Riau pada bulan Juli 2021, delapan negara mengalami penurunan.

"Penurunan impor terbesar terjadi dari Negara Tiongkok US$ 15,02 juta, Kanada US$ 4,00 juta, Belarusia US$ 2,65 juta, dan Oman US$ 2,58 juta. Sedangkan yang mengalami kenaikan hanya impor dari Amerika Serikat US$ 3,34 juta, dan Malaysia sebesar US$ 1,41 juta," ungkapnya.

Dilihat dari perkembangan impor non migas, lanjut Misfauddin, dari sepuluh negara utama selama periode Januari-Juli 2021 terhadap periode yang sama tahun 2020, mengalami kenaikan sebesar 13,70 persen.

Impor barang konsumsi US$ 29,34 juta, bahan baku/penolong US$ 691,86 juta dan barang modal sebesar US$ 81,27 juta. Impor bahan baku/penolong turun sebesar 3,28 persen, barang konsumsi turun sebesar 30,84 persen, dan barang modal turun sebesar 28,54 persen, dibanding periode yang sama tahun 2020

"Dilihat dari kontribusinya terhadap total nilai impor pada periode Januari-Juli 2021, impor bahan baku/penolong memberikan kontribusi terbesar yaitu 86,82 persen, diikuti barang modal 10,54 persen dan barang konsumsi 2,63 persen," pungkasnya.

Sebagai informasi adapun 10 negara utama pemasok barang impor non migas ke Riau adalah Kanada, Tiongkok, Malaysia, Vietnam, Singapura, Thailand, Australia, Jerman, Saudi Arabia dan Amerika Serikat.