- Home
- Lingkungan
- Aparat Pemerintah Jual Belikan Lahan Warga
Aparat Pemerintah Jual Belikan Lahan Warga
Rabu, 25 September 2013 19:49 WIB
BAGANSIAPIAPI, RIAUHEADLINE.COM- Di perkirakan 10 tahun kedepan masyarakat Kepenghuluan Sungai Nyamok Kecamatan Sinaboi menjadi penonton di kampung halaman sendiri. Hal ini di sebabkan lahan yang ada di daerah tersebut sudah di perjual belikan kepada warga masyarakat pendatang oleh sekomplotan oknum pemerintah.
Sekalipun di atas lahan tersebut pernah menjadi lahan Kelompok Tani seperti yang dialami Kelompok Tani Indah jaya (KTIJ) diatas lahan 120 hertar kini beralih tangan. Apa lajur kondisi ini membuat pengurus Kelompok Tani Indah Jaya (KTIJ) harus mencari keadilan karena lahan yang sudah dikerjakan sejak 1 Maret 2008 lalu dengan Surat Keterangan dari Penghulu Sungai Nyamok Rahmad Hidayat bahwa lahan selusa 300 hektar milik kelompok tani tetapi sejak April 2012 lahan tersebut sudah dikuasai oleh Kosasih asal Sumut
"Artinya masyarakat tempatan seperti kami asli anak disini kedepan tak punya lahan lagi," ujar warga dengan menyebutkan beberapa orang pengurus KTIJ seperti Sadri,Rozain sudah pernah mencari tahu punca alih tangan lahan kepada warga asal Sumut.
Rabu (25/9) Pesisir Pos mendapatkan data coppy Surat Keterangan Penghulu sungai Nyamok dengan tulisan menyatakan bahwa lahan terletak di Hulu Sungai Raja Bejamu lahan pesisir II berukuran Panjang 2000 M X Lebar 1500 M dikuasi oleh KTIJ dengan 75 orang anggota dengan sususan pengurus antara lain Sadri sebagai Ketua dan Nurdin Syam sebagai sekretaris dan diketahui RT 2 Unun.
"Tiba-tiba lahan tersebut sudah dimiliki Kosasih dan mengaku sudah membeli dengan harga 19 Juta diatas lahan 6 Hektar yang diterima UCK salah seorang perangkat Kepenghuluan," ucap sumber Pesisir Pos dan persoalan ini sudah pula pernah di laporkan ke Menhut RI (23/5/2012) lalu.
Pesisir Pos Rabu (25/9) belum berhasil mengkonfirmasi pengurus kelompok tani dan begitu juga dengan Penghulu Sungai Nyamok Rahmad Hidayat tetapi sumebr layak di percaya dari masyarakat mengaku sepuluh atau lima belas tahun mendatang warga asli tempatan akan menjadi penonton di kampung halaman sendiri karena ketidak adaan untuk membeli lahan. "Bagaimana mau mengentaskan kemiskinan karena masyarakat tak punya uang membeli maka pendatang bermodal lah yang mampu mengusai lahan tersebut," ucap sumber Pesisir Pos.
Kecamatan Sinaboi merupakan daerah berpotensi untuk pertanian perkebunan dan menjadi tujuan warga pendatang sebagai petani ketika musim tanam tiba seperti yang di tuturkan Tigor (45) salah seorang pengtarap musinan Rabu (25/9) menyebutkan mereka berladang menanam padi dengan cara menyewa di lahan warga. "Kalau musim tanam kami ke sini menggarap lahan sewaan,di samping itu untuk menopang kehidupan juga melakoni diri sebagai leyanan," aku Tigor dengan cita-cita akan mengumpulkan uang untuk membeli lahan (hutan) yang ada di daerah subur tersebut. (Yan Faizal)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar
Berita Terkait
-
Kesehatan
Apical Group Gerak Cepat Tanggapi Stunting di Dumai
-
Sosial
Perayaan Hari Raya Nyepi 2024 Penuh Khidmat
-
Nasional
Kemenag Tetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah 12 Maret 2024
-
Pendidikan
Hari Gizi Nasional 2024, Apical Dumai Berikan Makanan Bergizi di SLB Wati Purnama
-
Lingkungan
Hari Peduli Sampah Nasional 2024: Tema dan Sejarahnya
-
Ekbis
Berkat Apical Dumai, Bisnis Keripik Cabe Nurul Fatiha Melesat Sampai Jakarta