DUMAI - Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pertamanan Kota Dumai menilai rencana pembuatan pagar pembatas pipa air milik Pertamina RU II di Jalan Bukit Datuk tidak tepat karena bisa merusak keindahan wajah kota.

"Kita sudah sampaikan keberatan atas rencana bangun pagar ini karena terkesan membangun kerangkeng di tengah kota dan tidak elok untuk pemandangan wajah perkotaan," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pertamanan (DTKP) Dumai, Mustafa Kadir, di Dumai, Kamis.

Selain itu, pemagaran terkesan membangun benteng atau kerangkeng di perkotaan yang membatasi masyarakat bermukim di sebelah dalam jalur pipa tersebut sehingga dianggap tidak baik untuk perwajahan tata ruang.     

    

Ditambahkannya, Pertamina sejauh ini juga tidak melakukan koordinasi resmi dengan DTKP terkait rencana pembangunan pagar tersebut, sehingga perizinan dipastikan belum ada.

Seharusnya pembangunan pagar ini, lanjut dia, dipertimbangkan ulang dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah supaya sesuai prosedur dan tidak memakan badan jalan umum.

"Pastinya belum ada izin pembangunan pagar itu karena kita belum ada mengeluarkan rekomendasi izin mendirikan bangunan," jelasnya.

Kepala Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Dumai Hendri Sandra mengaku belum mempelajari berkas permohonan pembuatan pagar yang disampaikan managemen Pertamina, sehingga tidak dapat dipastikan jenis izin yang dikeluarkan.

Menurutnya, jika jenis IMB yang diterbitkan, maka harus dilihat konstruksi bangunan pagar tersebut apakah berbentuk beton atau hanya kawat dan ketinggian pagar yang dibangun.

"Mereka sudah koordinasi dengan menyerahkan berkas dan secepatnya kita pelajari untuk memastikan jenis perizinan yang akan diterbitkan," ungkapnya.

Informasi dihimpun, Pertamina Dumai sebelumnya telah meminta pedagang kaki lima yang berjejer di sepanjang jalur pipa air di Jalan Bukit Datuk untuk pindah dan mencari lokasi baru karena ada rencana perawatan pipa dan pemagaran tersebut.