PEKANBARU - Asuransi Kesehatan (Askes) resmi berubah baju menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sejak 20 hari lalu atau 1 Januari 20-14. Namun masih banyak gejolak di tengah masyarakat dalam hal pelayanan. Karenanya, institusi tersebut harus membenahi pelayanannya. 

Hal itu disampaikan Ketua Komisi D DPRD Riau, Bagus Santoso saat hearing dengan BPJS Kesehatan Perwakilan Riau, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad dan Dinas Kesehatan Riau, kemarin. 

"Setelah berubah baju, BPJS harus siap melayani masyarakat dan melekat di rumah sakit 24 jam. Karena banyak pasien-pasien dari  kabupaten seperti di Rohil, Dumai dan Inhil yang mendapatkan rujukan baru akan sampai ke Pekanbaru di atas pukul 17.00 WIB bahkan ada yang sampai pukul 19.00 WIB," katanya.

Selain itu, Bagus juga membahas tentang kuota ataupun pelayanan RS swasta untuk peserta BPJS yang ada di Riau. Pasalnya,  ketika BPJS mengatakan masyarakat bisa masuk ke rumah sakit swasta itu, namun ketika datang ke RS tersebut, malah dirujuk lagi ke RSUD. 

"Hal ini sangat dilematis dan kesannya sangat tidak baik. Karena itu kita meminta RS swasta untuk berkomitmen memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin. Karena mereka mendapatkan keuntungan dari Riau, jadi juga harus memberikan yang terbaik," ungkapnya. 

Selain itu, Bagus juga meminta BPJS membenahi proses rujukan dari 11 kabupaten/kota yang saat ini belum tertata. 

"Semua rujukan dari 11 kabupaten/kota akan ditampung di RSUD Arifin Ahmad. Sementara RSUD tersebut tidak dapat menampung semuanya karena membludak. Padahal apabila pasien datang mendapatkan rujukan dari RS daerah tidak dapat ditolak. Namun apa yang harus dikatakan lagi, karena RS tersebut fasilitasnya juga terbatas," ungkapnya.***(mus/hrc)