MERANTI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti saat ini bekerja keras untuk mempertahankan daerahnya tetap berada pada zona hijau dari penyebaran Corona Virus Disease atau Covid-19.

Langkah itu dilakukan untuk menghindari terjadinya Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) atau yang didefinisikan sebagai pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah. 

Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan mengatakan jika Kabupaten termuda di Provinsi Riau ini diterapkan PSBB maka akan terjadi dampak yang luar biasa dan sangat berbahaya.

"Kita masih berada pada zona hijau, jika Meranti ini masuk zona merah maka kita diharuskan PSBB dan itu dampaknya akan luar biasa. Kalau sudah PSBB, maka orang otomatis stay at home, orang dipaksa harus tinggal di rumah," katanya.

Lanjutnya, sementara daerah ini banyak pekerja yang non formal, dimana kalau dipersentasekan pekerja formal hanya 10 persen saja dari total tenaga kerja yang ada di Meranti ini dan itu sangat bahaya sekali.

Dikatakan para pekerja non formal bekerja hanya untuk bertahan hidup dan pemerintah pun belum siap untuk menjamin akan kebutuhan mereka.

"Para pekerja non formal itu dia kerja hari ini untuk makan besok dan bekerja besok untuk makan lusa. Kalau mereka disuruh untuk berada di rumah saja, mau makan apa, dan apakah pemerintah siap untuk itu," kata Irwan.

Bupati juga meramalkan jika seandainya Kepulauan Meranti diterapkan PSBB, maka tingkat kriminalitas akan tinggi dan akan terjadi kerusuhan sosial.

"Jika PSBB, saya meramalkan tingkat kriminalitas pasti akan tinggi melonjak dan akan berakhir dengan kerusuhan sosial ketika orang tidak lagi punya bahan makanan. Itu yang kita jaga betul, jadi ini perlu peran serta seluruh masyarakat, jangan sampai PSBB," ungkap Bupati.

Bupati juga mengatakan jika saat ini Kepulauan Meranti sangat tergantung dengan keluar masuknya orang dan barang. Selain itu Kepulauan Meranti yang merupakan daerah pulau sangat ketergantungan dengan daerah lain di sekitarnya.

"Kita ini daerah pulau jadi sangat tergantung dengan keluar masuknya barang dan orang, kalau itu yang kita tutup kita pun bisa tak makan di sini dan otomatis aktifitas ekonomi kita bisa berhenti," ujarnya. 

"Bahaya untuk Meranti sebagai daerah transit dan tak mungkin kita lakukan itu. Coba bayangkan tak ada kapal yang singgah, betapa susahnya hidup kita, karena kita sangat ketergantungan dengan daerah lain yang ada disekitar kita ini, inilah yang harus kita kelola dengan baik. Alhamdulillah Allah masih sayang dengan Meranti ini," pungkas Bupati.